Tak Berkategori

Runtuhnya Piramida Kebutuhan Abraham Maslow

Abraham Maslow adalah seorang psikolog asal Amerika Serikat. Maslow lahir pada 1 april 1908- meninggal pada 8 juni 1970 pada usia 62 tahun. Maslow merupakan seorang pelopor psikologi humanistik. Ia menjadi terkenal berkat teori hierarki kebutuhan manusia.

Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasikan gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah, sampai yang paling tinggi.

Hierarki yang dimaksud oleh Maslow tersebut, adalah:

  1. Kebutuhan fisiologi/dasar
  2. Kebutuhan akan rasa aman
  3. Kebutuhan cinta dan kasih sayang
  4. Kebutuhan untuk dihargai
  5. Kebutuhan aktualisasi diri

Dari teori Hierarki dan tingkatan kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow, nampaknya ia ingin menjelaskan bahwa berdasarkan tingakatan tersebut, seseorang akan selalu berusaha memenuhi kebutuhannya dari tingkatan paling dasar sebagai kebutuhan utama untuk bertahan hidup (bersifat wajib). Lalu kemudian, setelah kebutuhan dasar terpenuhi, seseorang akan termotivasi untuk mendapatkan kebutuhan pada tingkatan kedua dan begitu seterusnya.

Menurut Maslow, seseorang yang telah memenuhi kebutuhan pada tingkatan pertama (fisiologis), tidak akan termotivasi lagi untuk mencari dan mendapatkan kebutuhan pada tingkatan pertama. Sifat alamiah manusia akan mendorong mereka untuk mendapatkan lebih dari apa yang telah didapatkan. Karna itu kemudian timbul dorongan untuk mencari kebutuhan pada tingkatan kedua. Saat itu terpenuhi, pola yang sama akan terjadi lagi seperti saat kebutuhan pertama terpenuhi.

Sepertinya Teori hierarki Maslow benar. Secara umum dilapangan memang seolah-olah menunjukkan demikian. Namun, apakah benar kebutuhan manusia berjenjang dan memang harus sesuai tingkatan seperti apa yang dikemukakan oleh Maslow? Apakah orang yang sudah mendapatkan kebutuhan pada jenjang pertama, secara alami kemudian hanya termotivasi untuk memdapatkan kebutuhan jenjang kedua? Dalam bahasa lainnya, Apakah orang-orang yang sehat, kenyang dan memiliki tempat tinggal kemudian setelahnya hanya ingin mendapatkan rasa aman? Atau apakah mereka yang sudah memenuhi kebutuhan pada jenjang pertama tak ingin dihargai dan dicintai sebelum mereka mendapatkan rasa aman? Apakah seseorang harus memenuhi 4 jenjang terlebih dahulu untuk bisa beraktualisasi diri?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu, tentu penting dijawab dan dijelaskan oleh teori hierarki tersebut. Untuk kemudian bisa menjelaskan bagaimana manusia secara umum bersikap dalam hal pemenuhan kebutuhannya. Tapi agaknya jelas, bahwa berdasarkan apa yang terjadi hari ini ditengah-tengah lingkungan sosial, kemudian secara tidak lansung meruntuhkan Piramida kebutuhan yang telah didirikan oleh Abraham Maslow.

Saya sangat sepakat bahwa ketersediaan kebutuhan dasar manusia seperti; makan, minum, tempat tinggal, pakaian dan lainnya. Merupakan sekumpulan kebutuhan-kebutuhan yang benar-benar harus dipenuhi untuk syarat utama dapat bertahan hidup. Pemenuhan kebutuhan fisiologis, harus tetap menjadi tingkatan paling utama dalam hierarki kebutuhan manusia.

Tapi hanya sampai pada tingkatan pertama. Setelahnya, pada jenjang kedua dan seterusnya, saya rasa hierarki kebutuhan Maslow sudah kurang tepat untuk keadaan psikologi manusia hari ini. Memang benar, bahwa ketersediaan kebutuhan dasar atau rasa aman bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Bila seseorang telah berprestasi, mencapai posisi yang diinginkan atau mendapatkan penghargaan atas apa yang dicapainya juga bisa kemudian membangun kepercayaan diri.

Namun demikian, mengatakan secara umum bahwa kebutuhan manusia hari ini berdasarkan hierarki kebutuhan Maslow tetap menjadi sebuah kekeliruan. Lagi pula, pengertian tentang kebutuhan yang berjenjang juga tidak tepat. Kebutuhan manusia tidak perlu dikategorikan kedalam lima tingkatan dan tidak perlu ada ‘kasta’ kebutuhan.

Psikologi manusia dan perpektif manusia dalam pemenuhan kebutuhannya hari ini tentu tidak lagi sama dengan saat pertama Maslow membuat teori Hierarki kebutuhan tersebut. Banyak hal yang pastinya tentu berbeda dan banyak hal yang telah berkembang pesat. Di antaranya, sosial, budaya, pendidikan dan yang paling berpengaruh itu adalah perkembangan teknologi.

Hari ini, orang-orang akan senang hati beraktualisasi diri setelah pemenuhan kebutuhan tingkatan pertamanya. Lebih banyak orang yang ingin mengaktualisasikan dirinya untuk mendapatkan rasa aman atau bahkan tidak memperdulikan keamanan lagi. Banyak orang yang mengaktualisasikan diri untuk mendapatkan perhatian, cinta atau bahkan menjadi dibenci setelahnya.

Psikologi manusia hari ini memang sudah sangat susah diterka. Orang-orang sangat bebas dan juga melakukan hal yang mereka senangi sesukannya. Karna itu saya rasa, piramida kebutuhan Maslow runtuh begitu saja. Banyak orang hari ini, yang ingin melakukan apapun dengan mengeyampingkan apapun hanya untuk bisa memperlihatkan dirinya kepada orang lain. Orang-orang tak pernah ingin ketinggalan hal yang baru dan selalu ingin melakukan apa yang sedang banyak dilakukan orang tanpa mempertimbangkan aspek keamanan dan aspek-aspek lainnya.

Maslow benar mengenai kebutuhan-kebutuhan yang ingin dan harus dipenuhi manusia. Tapi agaknya, Maslow keliru dengan memberi tingkatan pada kebutuhan  tersebut dalam bentuk piramida. Perkembangan-perkembangan yang terjadi sepertinya juga membuat piramida kebutuhan Maslow mulai lapuk dan tergerus hingga akhirnya harus runtuh dengan fenomena sosial yang terjadi hari ini.

Padang, 5 juni 2017

8 tanggapan untuk “Runtuhnya Piramida Kebutuhan Abraham Maslow”

    1. Kalau dari persepsi personal itu pendapat yang sah sah saja,.tapi kalau kita mau mengkaji lebih dalam, teori yg diterapkan maslow bisa mengikuti perkembangan jaman.

      Suka

  1. Renungkan lagi… hierarki kebutuhan Maslow hanya menjelaskan bahwa dalam perilaku kita dipengaruhi oleh motif kebutuhan. Tugas kitalah untuk mengidentifikasi kebutuhan yang mana yang menjadi motif pendorong perilaku kita. Piramida adalah gambaran kenyataan dalam pengamatan Maslow dan bukan kasta. Harapan kita pendidikan serta teknologi dapat membuat setiap pribadi mencapai aktualisasi dirinya masing-masing sehingga masyarakat nantinya mencerminkan piramida itu terbalik.

    Suka

  2. untuk mematahkan teori maslow, baiknya memang bukan sekedar wacana, tetapi harusnya dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan dengan benar dan ilmiah

    Suka

Tinggalkan komentar